Sudut Pandang

Orang-orang punya cara dan mungkin ciri khas tersendiri dalam merespon setiap hal yang mereka temui. Terlebih, hal-hal negatif a.k.a masalah. Ada yang memilih sunyi senyap dan tetap diam, ada juga yang cenderung bising dalam penyelesaiannya.


Tidak ada yang salah bukan, jika harus berbeda? Yang salah adalah tidak saling mengerti, gagal memahami bahwa perbedaan itu pasti ada dan tidak selamanya perbedaan berwujud kecacatan (kekurangan). Yang salah adalah jika aku memaksakan pahamku pada orang lain yang sudut pandangnya saja berbeda, kacamatanya pun beda.


Masih jadi hal yang sulit memang, seringkali aku menganggap semua orang melihat dari sudut yang sama sebagaimana yang kulihat. Besar kecilnya, sisinya, tinggi rendahnya, buruk indahnya. Aku menganggap mereka menilai dari aspek yang sama, aku lupa ini kehidupan dan bukan lembar ujian yang telah di tentukan parameternya. Orang bisa saja menilai dari aspek yang berbeda dari yg aku nilai, jadi bagaimana mungkin aku tumbuh dengan merasa yang paling benar?


Aku hanya perlu untuk tetap menjaga apa-apa yang menjadi prinsip hidupku, tanpa perlu mengusik prinsip hidup orang lain. Aku hanya perlu sesekali memandang dari sudut pandang yang lain, untuk menganalisa apakah hal tersebut layak dipertahankan atau tidak. Aku hanya perlu mendengar pendapat orang lain dan mempertimbangkannya, apakah aku harus tetap pada pendapatku atau menerima pendapat orang lain atau mengambil unsur keduanya. Aku hanya perlu menghargai prinsip orang lain dan tidak melepaskan prinsip yang menjadi pondasi jalan yang aku tempuh. Aku hanya perlu untuk lebih bijak, tidak menghakimi keputusan orang lain- yang bisa saja sudah dipikirkannya dengan matang dengan penuh pertimbangan dan mungkin sesuatu yang membahagiakannya.


Menghindari prasangka bukan sesuatu yang sulit kok, asalkan terbiasa. Menghindari perdebatan juga lebih menentramkan, kan? Selama itu bukan suatu penyimpangan, tidak masalah, hargai saja.

Komentar