Batas Toleransi
Batas Toleransi
Saat ini, rasanya sulit sekali hanya untuk sekedar menulis. Rasanya waktu hiatusku 99x lebih lama dibandingkan dengan waktu aku menulis. Hehe cukup payah, aku akui aku kehilangan banyak perbendaharaan kata setelah lama tidak membaca ataupun menulis.
Seperti biasa, ide tulisan ini mungkin sudah muncul setahun yang lalu, dan aku baru menuliskannya sekarang haha, konyol :D
Let's start...
Apakah kamu sadar tentang "batas toleransi" yang kamu punya? Belakangan ini, aku menyadari betapa pentingnya aku mengetahui hal-hal yang menjadi "batas toleransi" untukku. Bukan hanya untuk diriku sendiri, tapi aku rasa ini cukup efektif juga agar aku meminimalisir menyinggung orang lain. Batas ini menjadi dinding yang aku gunakan untuk mengontrol hal yang bisa aku terima, yang bisa aku abaikan, atau bahkan sama sekali tidak bisa aku terima. Batas ini seringkali menjadi tolak ukurku untuk menentukan sikap saat harus mengambil keputusan. Dia juga membagi hal apa saja yang harus mendapat perhatian khusus, mana yang tidak. Tentu saja aku mudah memfokuskan hati dan pikiranku dengan bantuan si dinding ini.
Apa ya yang bisa dijadikan contoh? Mmmm mungkin untuk hal pekerjaan ya, ada bidang perusahaan yang memang aku tidak bisa toleransi karena faktor-faktor tertentu, jadi aku bisa mengeliminasinya sejak aku mendapatkan info lowongan kerja. Dan semacamnya yang serupa juga.
Batas ini berlaku untuk aku menentukan teman dan tempat yang cocok untuk diriku atau tidak. Apakah sikap, sifat, kebiasaan dan ucapannya mampu aku tolelir? Jika tidak, aku cukup menjadikannya teman di lingkaran terluar saja, tidak perlu masuk ke dalam. Haha, aku baru menyadari bahwa kita semua pada dasarnya memiliki banyak muka ya, tergantung SnK. Dengan memilah seperti ini, aku akan meminimalisir kesalahpahaman di masa datang yang bisa saja terjadi di suatu kondisi tertentu.
Sekarang aku berpikiran, mungkin orang itu sebenarnya bukan aneh atau jahat, tapi memang pembawaannya di luar batas toleransiku saja. Jadi aku sudah bisa lebih santai menghadapi berbagai tipe orang dan tidak boleh terlalu dibawa perasaan, karena pengaruhnya buruk untuk pikiran dan badanku sendiri.
Menentukan calon pasangan terbaik juga bisa dibedah dengan cara ini menurutku. Beberapa saat yang lalu, ada kawan yang merekomendasikan temannya untuk berkenalan, lalu sebelum melangkah lebih jauh, setelah saling memperkenalkan diri, aku langsung sampaikan batas toleransiku secara umum agar tidak saling membuang waktu dan menyinggung kedepannya. Dan ternyata beliau belum sesuai dengan batas tersebut. Jadi, coba tentukan batas toleransimu deh. Dalam hal apapun. Saran aja sih hehe, ini efektif di aku, tapi bisa saja tidak di kamu.
Sehat selalu yah <3
Komentar
Posting Komentar