Kesempatan
Aku adalah satu dari sekian makhluk yang sangat pantas bersyukur. CZ I'VE ANYTHING!
Aku lahir dari rahim seorang ibu yang sangat amat kuat dan luar biasa, beliau sangat keren dan cerdas tentunya. Tidak usah tanyakan titel beliau, beliau dulunya adalah satu dari sekian anak yang tidak merasakan nikmat dan senangnya berada di bangku sekolah, tapi jangan salah, beliau punya rasa ingin tahu yang tinggi, dan pemikiran yang hebat. (*jangan pernah meremehkan kemampuan dan pemikiran orang yang tak seberuntung dirimu, yang bisa sekolah setinggi yang kau mau).
Hidup di desa yang cukup terpencil, dengan kemampuan ekonomi yang tak seberapa dan dengan latar belakang pendidikan yang sangat minim, bukan hal yang mudah untuk orang menyampaikan mimpinya, bukan hal yang mudah untuk sekedar menyatakan "anak-anakku harus punya pendidikan yang layak". Tapi, ibu berani dengan lantang dan yakin, menyatakan bahwa anak-anaknya harus menjadi orang yang berilmu, anak-anaknya tidak boleh sampai merasakan keras kehidupan seperti yang beliau rasakan, anak-anaknya harus tumbuh menjadi seorang yang cerdas dan memiliki arah hidup, pemikiran yang kuat.
Segala keterbatasan yang mereka bilang sebagai hambatan, ibu melihat itu sebagai peluang. Peluang apa? Peluang sebagai sarana pendidikan karakter bagi keempat putrinya. Wanita layak memperoleh pendidikan, wanita bukan hanya objek s*x yang hanya dipakai badannya, wanita bukan budak keluarga yang hanya boleh melayani suaminya. Menentang kalimat "wong wedok kuwi gaweane nggur neng mburi, nggo opo sekolah duwur-duwur?". Orang desa, orang miskin, orang cacat, serta kaum-kaum marjinal lain memiliki hak yang sama dalam berbagai aspek, khususnya pendidikan.
Seberapa banyak orang yang memiliki kesempatan sepertiku? Kesempatan langka ini tidak aku sia-siakan. Meskipun lingkungan yang kurang bahkan tidak mendukung, ibu 100% mendukungku untuk sekolah setinggi yang aku mau. Tidak cukup sampai situ, kedua kakak yang pupus harapan untuk berkuliah pun terus mendukung. AKU PUNYA DUKUNGAN PENUH. Tidak apa mereka menertawakan mimpiku dan lagi-lagi menyiutkan nyaliku untuk mengejar mimpi, keluargaku akan kembali men-charge penuh semangatku itu.
Aku dengan support yang tak pernah henti itu, memberanikan diri, melewati batas yang mereka tanam. Aku meski ditertawakan dan diolok karena bersekolah saat yang lain bekerja, atau bahkan berumah tangga di usia yang terbilang sangat dini, tetap mencoba mengumpulkan puzzle-puzzle mimpi itu dan melengkapinya. Sekarang aku melampaui satu mimpiku (dan mimpi ibuku), mengenakan toga di upacara wisuda sarjana di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Tengah. Kini saatnya bersiap menjemput mimpi yang lain.
Kesempatan masing-masing orang hadir dalam wujud yang berbeda. Sadarilah, Tuhan menyodorkan begitu banyak kesempatan emas dalam hidupmu, dan berapa kali kau mengabaikan dan menyia-nyiakannya? Saatnya beristirahat sejenak, menyiapkan nafas dan langkah untuk mencoba kesempatan yang diberikan kepada kita, tidak perlu takut gagal, karena kegagalan akan bermuara pada yang namanya kesuksesan.
Selamat menggunakan kesempatan kalian!
Komentar
Posting Komentar