Lisan
Hehe, akhirnya kesampean nulis lagi, jarang interaksi sama orang sampai minim topik :"""
"Mulutmu harimaumu"
Slogan simple, tapi ini real dan benar-benar begitu adanya. Lisan dan Ucapan kita, seringkali menjadi boomerang bagi diri kita sendiri. Sangat tepat memang kalau kita disuruh berpikir matang dulu sebelum berucap, karena perkataan yang kita ucapkan, tidak bisa lagi kita tarik.
"Lisan kita akan menjadi alasan terbukanya pintu syurga atau justru sebagai pemberat kaki kita terperosok kedalam neraka ya?"
Lidah yang tak bertulang, seringkali kita berucap tanpa memikirkan, yang diucapkan sudah tepat belum ya, akan menyakiti orang tidak ya, menyinggung orang tidak ya, dll. Saking ringannya berucap, kita lupa bahwa orang bisa saja terluka dari ucapan kita dan kita tidak akan pernah tau bagaimana dampak ucapan kita ke orang tsb.
Belum lama ini, santer kabar terdengar tentang seorang Idol dari Korea Selatan yang mengakhiri hidupnya karena depresi dan tekanan yang dia alami. Kabarnya, komen pedas netizen dan cyberbullying memperburuk kondisinya sehingga dia memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Miris bukan, kebanyakan orang sibuk berkomentar pada sesuatu yang jelas-jelas mereka tidak pahami dan tidak pernah berdampak apapun pada hidupnya. Sebagian besar sibuk mencari-cari celah, agar ada topik yang bisa dibahas untuk menjatuhkan image seseorang. Tujuannya apa sih? Jangan-jangan mereka ini yang sebenarnya sakit jiwa :""
Ada yang dengan lisannya, mereka memaki dan menjatuhkan kekuatan orang. Ada yang dengan lisannya, mereka mendebat yang lain yang dianggapnya salah dan berbeda. Ada yang dengan lisannya, mereka mengatakan aib dan keburukan yang lain. Ada yang dengan lisannya, muncul kalimat-kalimat sampah yang memuakkan.
~
Sesederhana lisan. Dengan lisan, terkadang orang-orang melakukan hal-hal inspiring hanya dengan lisan mereka. Yang mereka ucapkan adalah hal-hal positif yang membuat pendengarnya tak hanya berdecak kagum pada si penyampai, tapi benar-benar merekam yang mereka ucapkan lalu menjadi energi positif tersendiri bagi mereka.
Ada yang lewat lisannya, dia bisa membantu orang untuk tetap survive di kondisi yang benar-benar buruk. Ada yang dengan lisannya, dia mengingatkan pada kebaikan. Ada yang dengan lisannya, dia membantu yg rapuh untuk bangkit dan berdiri kembali. Ada yang dengan lisannya, selalu terdengar kalimat-kalimat menyejukkan, tak tak pernah terdengar celaan, makian, yang ada hanya apresiasi, pujian, dan segala kalimat berlian yang indah di dengar.
~
Lalu, bagaimana ya kualitas lisan kita?
"Mulutmu harimaumu"
Slogan simple, tapi ini real dan benar-benar begitu adanya. Lisan dan Ucapan kita, seringkali menjadi boomerang bagi diri kita sendiri. Sangat tepat memang kalau kita disuruh berpikir matang dulu sebelum berucap, karena perkataan yang kita ucapkan, tidak bisa lagi kita tarik.
"Lisan kita akan menjadi alasan terbukanya pintu syurga atau justru sebagai pemberat kaki kita terperosok kedalam neraka ya?"
Lidah yang tak bertulang, seringkali kita berucap tanpa memikirkan, yang diucapkan sudah tepat belum ya, akan menyakiti orang tidak ya, menyinggung orang tidak ya, dll. Saking ringannya berucap, kita lupa bahwa orang bisa saja terluka dari ucapan kita dan kita tidak akan pernah tau bagaimana dampak ucapan kita ke orang tsb.
Belum lama ini, santer kabar terdengar tentang seorang Idol dari Korea Selatan yang mengakhiri hidupnya karena depresi dan tekanan yang dia alami. Kabarnya, komen pedas netizen dan cyberbullying memperburuk kondisinya sehingga dia memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Miris bukan, kebanyakan orang sibuk berkomentar pada sesuatu yang jelas-jelas mereka tidak pahami dan tidak pernah berdampak apapun pada hidupnya. Sebagian besar sibuk mencari-cari celah, agar ada topik yang bisa dibahas untuk menjatuhkan image seseorang. Tujuannya apa sih? Jangan-jangan mereka ini yang sebenarnya sakit jiwa :""
Ada yang dengan lisannya, mereka memaki dan menjatuhkan kekuatan orang. Ada yang dengan lisannya, mereka mendebat yang lain yang dianggapnya salah dan berbeda. Ada yang dengan lisannya, mereka mengatakan aib dan keburukan yang lain. Ada yang dengan lisannya, muncul kalimat-kalimat sampah yang memuakkan.
~
Sesederhana lisan. Dengan lisan, terkadang orang-orang melakukan hal-hal inspiring hanya dengan lisan mereka. Yang mereka ucapkan adalah hal-hal positif yang membuat pendengarnya tak hanya berdecak kagum pada si penyampai, tapi benar-benar merekam yang mereka ucapkan lalu menjadi energi positif tersendiri bagi mereka.
Ada yang lewat lisannya, dia bisa membantu orang untuk tetap survive di kondisi yang benar-benar buruk. Ada yang dengan lisannya, dia mengingatkan pada kebaikan. Ada yang dengan lisannya, dia membantu yg rapuh untuk bangkit dan berdiri kembali. Ada yang dengan lisannya, selalu terdengar kalimat-kalimat menyejukkan, tak tak pernah terdengar celaan, makian, yang ada hanya apresiasi, pujian, dan segala kalimat berlian yang indah di dengar.
~
Lalu, bagaimana ya kualitas lisan kita?
Komentar
Posting Komentar