Pencitraan
Pencitraan memang lekat dengan masyarakat modern. Mereka melakukan sesuatu hanya dengan tujuan untuk memperoleh sebuah citra (pengakuan) yg baik dari orang-orang sekitar dan masyarakat umum.
Pencitraan bukan hanya untuk urusan gengsi dalam bermasyarakat saja, pencitraan kini sering dilakukan oleh kaum elite (pemegang kekuasaan negara, perusahaan, pengusaha, artis, dll) untuk mendapat perhatian dan simpati oleh masyarakat luas.
Pencitraan ini sendiri merupakan sebuah manipulasi kenyataan (menunjukkan sesuatu yg tidak sesuai dengan kenyataannya) guna mendapat perhatian ataupun apresiasi.
Pencitraan ini semakin sering dibicarakan di tahun 2000 an.
Dampak dari pencitraan ini variatif, dari yang kecil sampai yg global. Yang kecil contohnya seperti seorang pria yg berlaku baik saat mendekati seorang gadis impiannya (ngefeknya ke lingkup kecil), nah sedangkan untuk yg lingkupnya global, seperti calon wakil rakyat yg berlaku baik untuk mendapat suara rakyat (ngefeknya ke lingkup orang banyak dan waktu yg tidak sebentar).
Terus, apakah pencitraan itu baik?
Ya, ada baiknya, agar kita lebih dihargai orang. Tapi alangkah lebih baik kalau sisi baik itu tidak hanya kelihatannya saja, melainkan sisi sebenar-benarnya yg ada dalam diri kita.
Stop pencitraan, jadilah orang baik yang sesungguhnya.
Stop pencitraan, jadilah orang baik yang sesungguhnya.
Tri Setyorini Saputri, 11 Oktober 2017
Komentar
Posting Komentar